Friday, April 20, 2012

Ketika Tuhan Memilihmu untuk Menuliskannya


Sadarkah kita akan takdir kita? Tahukah apa yang akan menjadi masa depan kita? Dan apakah kita akan tahu apa yang akan kita tuliskan di masa depan kita?  Pernahkah kita merenung dan memikirkan tentang ini?

Suatu hari kita akan mengalami mati ide. Tidak tahu apa yang harus dituliskan dan cerita apa yang akan dirangkai. Kita akan merasa kesal karena buntu. Namun di saat itulah seharusnya kita melepaskan sejenak jari-jari kita untuk menguntai kata dan kalimat. Biarkan kita beristirahat sejenak dari setiap rutinitas kita di depan layar untuk mengayukan jemari menjadi sebuah kisah. Karena sesungguhnya Tuhan sedang mengistirahatkan kita sejenak sebagai seorang penulis.
Tuhan telah menyiapkan sekian banyak kisah yang tidak terhingga, telah diputuskanNya siapa akan menulis apa. Jadi kenapa harus takut kalau kita tidak akan bisa menulis. Dunia menulis terlalu rumit, terlalu kompleks dan terlalu sederhana untuk dimengerti. Milyaran orang di luar sana berlomba-lomba menuliskan apa saja yang memang sesungguhnya telah menjadi bagiannya.
Tapi apakah dunia menulis adalah sebuah arena lomba? Siapa pun, di mana pun, kapan pun, setiap orang berhak menuliskan apa saja yang ingin dituliskannya. Kita tidak berhak melarang bahkan ketika tulisan tersebut asusila. Namun tetap menulis harus memiliki norma. Tidak bisa juga kita sembarang menulis hanya karna ingin memuaskan diri kita akan hasrat menulis. Kecuali tulisan anorma tersebut adalah tulisan pribadi yang bukan untuk dikonsumsi massa.
Namun renungkanlah kawan, Tuhan-lah yang memilih siapa menuliskan apa dan pada saat apa. Tidak perlu kau takut untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiranmu, tidak perlu berfikiran bahwa penerbit tidak akan menyukainya, tuliskan saja apa yang ada di pikiranmu. Tuliskan dan biarkan dirimu tenggelam hingga milyaran meter dalamnya. Galilah triliyunan kata.
Rangkaikanlah jutaan kalimat ke dalam apa yang ingin kamu tuliskan. Karena memang sesungguhnya Tuhan telah memilihmu untuk menuliskannya. Tidak usah khawatir tulisanmu jelek. Bila pendapat orang jelek, kamu pasti bisa memeperbaikinya, karena sesungguhnya tenggat waktu adalah permainan manusia, tidak akan pernah habis waktu jika kamu ingin memperbaiki tulisanmu, kecuali Tuhan yang mengambil waktu itu darimu.
Dan ketika Tuhan memilihmu untuk menuliskannya, bersyukurlah bahwa kamu telah menjadi satu dari sekian banyak manusia pilihanNya untuk menyampaikan sebuah pesan ke dunia ini. Nikmatilah kebahagiaanmu dan rayakanlah keberhasilanmu itu dangan membagi syukur dengan orang-orang di sekitarmu, yang memuji maupun yang mengkritikmu. Dan banggalah selalu pada dirimu karena telah menjadi orang pilihanNya.

 

Buat saudaraku Wiyanto, Endang, Budi, Febi, Fahmi, Andra, Umi Hajar, Kembalilah menulis membela yang benar. Bukan Membela yang bayar! Apakah sudah surut idealisme mu meneliti dan berpikir jernih? Atau ente memang niat mempertahankan interpretasi dan melupakan catatan histori buat melayani nafsu setan Asbirin Maulana. Teliti kembali langkahmu. Sebelum terlambat ….!!.

Saturday, April 7, 2012

Hubungan Kesamaan Konsep Wahabi, NII / DI TII / PISWA Malang /Jamaah Islamiyah / JAT, Kejumudan berpikir Serta Perilaku Teror Permusuhan dan Perampasan kepada Ummat Islam

Kata kunci:

cerita dewasa xxx, cerita hot xxx malang, penguatan penetrasi, merangsang agar istri kuat dan tabah menghadapi suami poligami, gejolak sex asbirin maulana, indoktrinasi ala NII PISWA, rahasia bugar asbirin maulana, rahasia kuat melayani 7-8 istri, kuat sex 3 kali sehari, kepuasan batin dalam urusan ranjang, ranjang diurus dalam koridor kedok agama, sex tahan lama, lama nahan sex, manajemen qolbu (atur nafas dikejar-kejar dosa), manajemen menggilir istri, manajemen waktu, Al Yaklu Sekolah Unggul, rahasia sekolah unggul, keunggulan mendoktrin siswa sekolah rahasia, rahasia sperma unggul, the most superior sperma unggulan asbirin maulana, rahasia tahan lama, lama tahan rahasia, asbirin maulana tetap hot di usia tua, asbirin maulana tahan lama, tahan yang lama asbirin maulana, korupsi uang jamaah (FAI), perselingkuhan antara pemilik modal (asbirin maulana) dan ulama durjana (langgeng dan sukirman), RM Ulu Juku Racing Center Makasar, Depot Darisa (Darul Islam(Palu), Percetakan Tinta Kaili Palu, Panti Asuhan Nurul Islam (NII) Toli-toli Sulteng.


Coba kita simak berita di koran tanggal 29/06/2010 berikut:

Kebumen – Setelah tiba di tanah kelahiranya, di Dusun Duwet, Desa Kewayuhan, Kecamatan Jagoan, Kebumen, Jawa Tengah, Selasa(29/06/2010), jenazah Yuli Harsono tersangka teroris yang tertembak dalam penggerebekan Densus 88 di Klaten langsung disambut pekikan takbir oleh ratusan teman-temanya.
Jenazah tiba dari RS Polri Jakarta di Kebumen diangkut dengan menggunakan mobil ambulans dengan Nopol B 1024 TIX dikawal oleh ayah Yuli, Salimun Ashari dan adik ipar Yuli Ali Suhada’ bersama Muhammad Kurniawan dan Endro Sudarsono, pengacara dari Islamic Studi and Action Center (ISAC).
Begitu tiba di rumah duka, ratusan warga masyarakat desa sekitar dan ratusan warga yang hadir dari luar kota sejak pagi dini hari langsung membentangkan kain bertuliskan ‘Kuburan Para Mujahidin (Pahlawan Islam)’, ‘Selamat Datang Pahlawan Islam’, ‘As Syahid, Jihad Still Continue’.
Namun, saat prosesi perawatan jenazah di rumah duka, akses wartawan langsung dibatasi sedemikian rupa sehingga puluhan wartawan diatur untuk tidak diperbolehkan mengambil gambar dari dekat.
“Maaf Mas, ini permintaan keluarga. Wartawan dilarang mendekat,” tegas pengacara keluarga Yuli Harsono, Kurniawan kepada puluhan wartawan di depan rumah duka.
Usai pemberangkatan, beberapa wartawan diperbolehkan mendekat untuk mengambil gambar pemberangkatan jenasahnya menuju ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Sodor, Desa Kewayuhan, Kecamatan Pejagoan, Kebumen yang merupakan dusun sebelah dari rumah duka.
Sepanjang perjalanan 1,5 kilometer ke TPU desa sebelah ratusan petugas kepolisian setempat melakukan penjagaan cukup ketat.
Pekikan takbir dan mati sahid mengiringi perjalanan pengantar jenazah dari rumah duka ke TPU para pelayat juga mengeluarkan kata-kata yang menyinggung institusi kepolisian.
“Polisi kafir”! tegas ratusan rekan-rekan Yuli Harsono yang rata-rata berpenampilan berjenggot dan memakai celana sebatas lutut atas itu.

Polisi & Keluarga Lega
Sementara itu, keluarga almarhum Briptu Iwan Nugroho salah satu polisi yang tewas dan diduga ditembak oleh Yuli Harsono mengaku bersyukur dengan terungkapnya identitas pembunuh Iwan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Aiptu Wagiman, ayah almarhum Briptu Iwan yang dimintai konfirmasi wartawan di Mapolsek Ngombol, Desa Ngombol, Purworejo, Jawa Tengah.
Wagiman menyatakan sangat berterima kasih dengan semua pihak yang telah berupaya keras untuk menemukan pembunuh anaknya. “Saya lega pembunuh anak saya sudah diketemukan,”tegas Aiptu Wagiman.
“Saya masih tanda tanya besar apa motif di balik penembakan dan pembunuhan anak saya itu?” tegas Wagiman.
Sedangkan Kapolres Purworejo AKBP Agus Krisdiyanto saat dikonfirmasi detikcom melalui handphonenya mengaku bisa bernafas lega setelah kasus pembunuhan dua anak buahnya di Pos Polisi Kentengrejo beberapa waktu lalu sudah menemukan titik terang.
“Kami tentunya lega karena kasus yang menyita perhatian masyarakat luas itu akhirnya terungkap,”tegas Agus Krisdiyanto
Seperti diberitakan detikcom dengan judul 2 Anggota “Polres Purworejo Tewas Tertembak”, Sabtu 10 April 2010, Briptu Iwan Eko Nugroho bersama Brika Wagino ditembak di Pos Polisi Kentengrejo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo.
Sebelumnya pada Senin 15 Maret 2010, juga meberitakan bahwa Briptu Yona Ditemukan Tewas di Mapolsek Prembun, Kebumen, Jawa Tengah dengan luka tembak.


Benih-benih NII - Jihad Islam seperti Yuli Harsono yang dari Kebumen inilah yang masih melekat kuat di alam pemikiran konseptor Negara Islam pimpinan Sukirman alias Abang alias Asbirin Maulana (Purwakarta) -owner TK SD Alyaklu, sekaligus owner Rumah Makan Ulu Juku Makasar dan RM Angkasa Nikmat, Depot Darisa Palu, serta tangan kanannya bernama Drs. Sukirman, MT, pegawai VEDC Malang (asal Kebumen), Drs. Langgeng, MT pegawai Instalasi Bangunan VEDC Malang (asal Nganjuk), Wiyanto (asal Ponorogo) -admin web AsosiasiDuniaMaya.blogspot.com, Endang Supadminingsih (asal Magetan, istri Wiyanto), Isnada Waris Tasrim (asal Palu Sulteng, istri Asbirin Maulana), Fahmi (asal Cirebon) dan para pengikut Jamaah Al Yaklu Arjosari Malang-Ulu Juku Makassar dan Depot Darisa Palu.

Dasar Pengkafiran Jamaah Al Yaklu Malang terhadap Orang Muslim di luar komunitas mereka.

Penuturan hasil pengalaman selama sekian tahun hidup dalam komunitas jamaah Takfir wal Hijrah Negara Islam Indonesia (NII) -Pemerintahan Islam Sejuta Wali (PISWA) dalam kedok Yayasan Perkumpulan Manunggal Bangsa (MABA) TK-SD Unggulan Al Yaklu International Outlook School Arjosari Malang.

Dikisahkan bahwa Al-Imam Abu Nashr al-Qusyairi, [dan Jumhur Ulama] berkata bahwa pendapat yang menyatakan orang yang tidak memakai hukum Allah maka ia telah menjadi kafir adalah pendapat kaum Khawarij. [Kelompok Khawarij terbagi kepada beberapa sub sekte. Salah satunya sekte bernama al-Baihasiyyah. Kelompok ini mengatakan bahwa siapa saja yang tidak memakai hukum Allah, walaupun dalam masalah kecil, maka ia telah menjadi kafir; keluar dari Islam].

Dalam kitab al-Mustadrak ‘Ala ash-Shahihain, al-Imam al-Hakim meriwayatkan dari sahabat Abdullah ibn Abbas dalam mengomentari tiga ayat dari surat al-Ma’idah (ayat 44, 45 dan 46) di atas, bahwa Abdullah ibn Abbas berkata: “Yang dimaksud kufur dalam ayat tersebut bukan seperti yang dipahami oleh mereka [kaum Khawarij], bukan kufur dalam pengertian keluar dari Islam. Tetapi firman Allah: “Fa Ula-ika Hum al-Kafirun” adalah dalam pengertian bahwa hal tersebut [tidak memakai hukum Allah] adalah merupakan dosa besar”. Artinya, bahwa dosa besar tersebut seperti dosa kufur dalam keburukan dan kekejiannya, namun demikian bukan berarti benar-benar dalam makna kufur keluar dari Islam.

Pemahaman semacam ini seperti sebuah hadits dari Rasulullah, bahwa ia bersabda:
سباب المسلم فسوق وقتاله كفر (رواه أحمد)
(Mencaci-maki muslim adalah perbuatan fasik dan membunuhnya/memeranginya adalah perbuatan “kufur”). HR. Ahmad.

“Kufur” yang dimaksud dalam hadits ini bukan pengertian keluar dari Islam. Bukan artinya; bila dua orang muslim saling bunuh, maka yang membunuhnya menjadi kafir. Bukankah ”hukum bunuh” itu sendiri salah satu yang disyari’atkan oleh Allah, misalkan terhadap para pelaku zina muhsan [yang telah memliki pasangan], hukum qishas; bunuh dengan bunuh, memerangi kaum bughat [orang-orang Islam yang memberontak], dan lain-lain. Apakah kemudian mereka yang memberlakukan hukum bunuh tersebut telah menjadi kafir??!! Tentu tidak, karena nyatanya jelas mereka sedang memberlakukan hukum Allah. Oleh karenanya peperangan sesama orang Islam sudah terjadi dari semenjak masa sahabat dahulu [lihat misalkan antara kelompok sahabat Ali ibn Abi Thalib, sebagai khalifah yang sah saat itu, dengan kelompok Mu’awiyah], dan kejadian semacam ini terus berlanjut hingga sekarang. Apakah kemudian orang-orang mukmin yang berperang atau saling bunuh sesama mereka tersebut menjadi kafir; keluar dari Islam??! Siapa yang berani mengkafirkan sahabat Ali ibn Abi Thalib, Ammar ibn Yasir, az-Zubair ibn al-Awwam, Thalhah ibn Ubadillah, Siti Aisyah [yang notabene Istri Rasulullah], dan para sahabat lainnya yang terlibat dalam perang tersebut??!! Orang yang berani mengkafirkan mereka maka dia sendiri yang kafir. Kemudian dari pada itu, dalam al-Qur’an Allah berfirman:
وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا (الحجرات: 9)

Dalam ayat ini dengan sangat jelas disebutkan: “Apa bila ada dua kelompok mukmin saling membunuh….”. Artinya sangat jelas bahwa Allah tetap menyebut dua kelompok mukmin yang saling membunuh tersebut sebagai orang-orang mukmin; bukan orang kafir.

Yang ironis adalah ayat 44 QS. Al-Ma’idah ini -seperti yang saya alami dari pengajian internal (indoktrinasi) Al Yaklu Arjosari dan oleh beberapa komunitas yang mengaku gerakan keislaman seringkali dipakai untuk menuduh kafir terhadap sesama muslim / orang-orang yang tidak memakai hukum Allah, termasuk klaim kafir terhadap orang yang hidup dalam suatu negara yang tidak memakai hukum Islam. Bahkan mereka juga mengklaim bahwa negara tersebut sebagai Dar Harb atau Dar al Kufr. Klaim ini termasuk di antaranya mereka sematkan kepada negara Indonesia. pertanyaannya; negara manakah yang secara murni memberlakukan hukum Islam??

Sayyid Quthub dalam karyanya “Fi Zhilal al-Qur’an” menyatakan bahwa masa sekarang tidak ada lagi orang Islam yang hidup di dunia ini, karena tidak ada satupun negara yang memakai hukum Allah. Menurutnya suatu negara yang tidak memakai hukum Allah waluapun dalam masalah sepele maka pemerintahan negara tersebut dan rakyat yang ada di dalamnya adalah orang-orang kafir. Kondisi semacam ini menurutnya tak ubah seperti kehidupan masa jahiliyah dahulu sebelum kedatangan Islam. Pernyataan Sayyid Quthub ini banyak terulang dalam karyanya; Fi Zhilal al-Qur’an. Lihat misalkan j. 2, h. 590, dan h. 898/ j. 2, Juz 6, h. 898/ j. 2, h. 1057/ j. 2, h. 1077/ j. 2, h. 841/ j. 2, h. 972/ j. 2, h. 1018/ j. 4, h. 1945 dan dalam beberapa tempat lainnya. Juga ia sebutkan dalam karyanya yang lain, seperti Ma’alim Fi al-Thariq, h. 5-6/ h. 17-18

Terakhir, saya kutip tulisan A. Maftuh Abegebriel yang menyimpulkan bahwa kekeliruan dalam memahami QS. al-Ma’idah: 44 tersebut adalah salah satu akar teologis dan politis dari berkembangnya gerakan radikal di beberapa negara timur tengah, seperti gerakan Ikhwan al-Muslimin pasca kepempinan dan wafatnya Syaikh Hasan al-Banna (Rahimahullah). Padahal di negara Mesir, yang merupakan basis awal gerakan al-Ikhwan al-Muslimun, belakangan menolak keras kelompok yang dianggap ekstrim ini bahkan memenjarakan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Faham Sayyid Quthub di atas seringkali dijadikan “ajaran dasar” oleh banyak gerakan, seperti Syabab Muhammad, Jama’ah al-Takfir Wa al-Hijrah (seperti NII atau DI /TII/ PISWA Arjosari Malang), Jama’ah al-Jihad, al-Jama’ah al-Islamiyyah dan banyak lainnya. Muara semua gerakan tersebut adalah menggulingkan kekuasAan setempat dan mengklaim mereka sebagai orang-orang kafir dengan alasan tidak memakai hukum Islam. [Lebih luas tentang ini baca di antaranya; A. Maftuh Abegebriel, Fundamentalisme Islam; Akar teologis dan politis (Negara Tuhan; The Thematic Incyclopaedia), h. 459-555]. karenanya oleh beberapa kalangan, Sayyid Quthub dianggap sebagai orang yang menghidupkan kembali faham sekte al-Baihasiyyah di atas.
Sekali lagi, anda jangan memahami ayat di atas secara harfiyah. karena bila anda memahami secara harfiyah maka berarti sama saja anda menanamkan “akar terorisme” pada diri anda…!!! Hati-hati…!!!

Akhir-akhir ini marak perkembangan gerakan “keagamaan” yang disebut sebagai gerakan Salafi. Sering mereka mengklaim bahwa mereka hadir bermaksud menghidupkan kembali ajaran ulama salaf untuk menyelamatkan umat dari amukan dan badai fitnah yang melanda dunia Islam hari ini. Acapkali gerakan ini menegaskan bahwa kelompok yang selain mereka tidak ada jaminan memberikan alternatif (baca: keselamatan).Tidak jarang juga mereka mengklaim bahwa golongan yang selamat yang dinubuatkan oleh Nabi Saw adalah golongan mereka. Tentu saja, konsekuensi dari klaim ini adalah menafikan kelompok yang lain. Artinya bahwa kelompok mereka yang benar selainnya adalah sesat (itsbat asy-syai yunafi maa adahu). Kalau kita mau berkaca pada sejarah, gerakan Salafi ini sebenarnya bukan gerakan baru.

Mereka bermetamorfosis dari gerakan pemurnian ajaran Islam Wahabi yang dikerangka konsep pemikiranyna oleh Ibn Taimiyah yang kemudian dibesarkan oleh muridnya Muhammad bin Abdulwahab, menjadi gerakan Salafi. Metamorfosis ini jelas untuk memperkenalkan ajaran usang dengan pendekatan dan nama baru. Pertanyaan yang mendasar yang harus diajukan di sini adalah apakah Salafi itu identik dengan mazhab jumhur, Ahlusunnah? Kalau tidak identik, bagaimana pandangan Ahlusunnah terhadap kelompok Salafi ini (Wahabi)? Bagaimanakah sikap ulama Ahlsunnah terhadap kelompok ini, dan literatur-literatur tekstual apa saja yang telah ditulis oleh para ulama ahli sunnah untuk menjawab pemikiran Wahabi? Tulisan ringan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan asumtif di atas. Kami persilahkan Anda untuk menyimak tulisan berikut ini yang merupakan hasil wawancara jurnal Kalam Islami dengan Ayatullah Ja'far Subhani.

Founding Father Wahabi

Wahabi adalah sebuah aliran pemikiran yang muncul pada awal abad ke-8 H. yang dicetuskan oleh Ahmad bin Taimiyah. Ia lahir pada tahun 661 HQ, 5 tahun setelah kejatuhan pemerintahan khilafah Abbasiyah di Baqdad. Pemikiran kontroversialnya yang ia lontarkan pertama kali pada tahun 698, pada masa mudanya dalam risalahnya yang bernama (Aqidah hamwiyah), sebagai jawaban atas pertanyaan masyarakat Hamat (Suriah) dalam menafsirkan ayat (Ar-rahman ala al-Arsy istawaa) artinya: “Tuhan yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arsy” dimana ia mengatakan bahwa; Allah Swt bersemayam di atas kursi di langit dan bersandar padanya.
Risalah tersebut dicetak dan disebarkan di Damaskus dan sekitarnya, yang menyebabkan para ulama Ahlusunnahdengan suara bulat melakukan kritikan dan kecaman terhadap pemikirannya, akan tetapi dengan berlalunya waktu, Ibn Taimiyah dengan pemikiran kontroversialnya malah semakin berani. Dengan alasan itulah, pada akhirnya di tahun 705 pengadilan menjatuhkan hukuman pengasingan ke Mesir. Kemudian pada tahun 712 Ia kembali lagi ke Syam. Di Syam Ibn Taimiyah kembali bergerilya melakukan penyebaran paham-paham kontroversial. Akhirnya pada tahun 721 dia dimasukkan ke dalam penjara dan pada tahun 728 meninggal di dalamnya.
Penyikapan dan tulisan-tulisan para ulama terkemuka Ahlusunnah pada waktu itu, merupakan sebuah bukti dalam catatan sejarah yang tidak akan pernah terhapus atas penolakan pemikiran Ahmad Ibn Taimiyah.
Ibn Batutah misalnya; yang terkenal sebagai seorang pengelana dalam catatan perjalanannya, atau masyhur dengan “peninggalan Ibn Batutah” menulis : Ketika saya di Damaskus, saya melihat Ibn Taimiyah berceramah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, akan tetapi sangat disayangkan ceramahnya itu terkesan tidak memiliki sisi rasionalitas,[1] lanjut beliau: Ibn Taimiyah pada hari jumat di sebuah mesjid sedang memberi nasehat dan bimbingan kepada hadirin, dan saya turut hadir dalam acara tersebut, salah satu dari isi ceramah Ibn Taimiyah adalah sebgai berikut: “Allah SWT dari atas Arsy turun ke langit pertama, seperti saya turun dari mimbar, pernyataan tersebut dia lontarkan dan dengan segera dia pun satu tangga turun dari mimbarnya,” tiba-tiba seorang Faqih mazhab Maliki yang bernama Ibn Zuhra berdiri, dan menolak pandangan ibnu taimiyyah. para jemaah pendukung Ibn Taimiyah berdiri, dan mereka memukul faqih mazhab Maliki yang protes tersebut dan melemparinya dengan sepatu.[2]
Itulah salah satu contoh aqidah Ibn Taimiyah yang disaksikan secara langsung oleh Ibn batutah sebagai saksi yang netral dan tidak berpihak, dia mendengar dengan telinganya secara langsung dan melihat dengan mata kepalanya sendiri. Semoga Allah melindungi kita dari orang-orang yang menjelaskan aqidah dan makrifat Islam berdasarkan pemikiran tersebut.
Tak syak lagi bahwa Ibn Taimiyah dengan berbagai kelemahan yang dimiliki, tetap mmiliki sisi positif walaupun sangat terbatas (Tak ada keburukan mutlak di dunia). Dan yang disayangkan adalah para pengikutnya hanya melihat sisi positif Ibn Taimiyah saja, dan menolak serta menutup-nutupi sisi kelemahan dan negatifnya secara membabi buta. Bagaimanapun juga bagi para pemikir yang bebas dan merdeka yang lebih mencintai kebenaran hakiki daripada Plato akan melihat arah positif dan negatifnya dan mengkritisi pemikiran Ibnu Taimiyyah, orang-orang di bawah ini dapat dikategorikan sebagai para pakar dan akademisi Syam dan Mesir di zamannya, mereka mengatakan bahwa pemikiran Ibn Taimiyah telah merubah ajaran-ajran para nabi dan wali Allah. Dan ntuk menolak dan mengkritisi pemiiran ibn Taimiyyah mereka menulis buku sebagai berikut:
1.Syeikh Sofiyuddin Hindi Armawi (644-715Q)
2.Syeikh Syahabuddin bin Jahbal Kalabi Halabi (733)
3.Qadhi al-Qodhaat Kamaluddin Zamlakany (667-733)
4.Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Dzahabi(748)
5.Sadruddin Marahhil ( wafat 750)
6.Ali bin Abd al Ka’fi Subki ( 756)
7.Muhammad bin Syakir Kutby (764)
8.Abu Muhammad Abdullah bin As’ad Yaafi’i (698-768)
9.Abu Bakar Hasni Dimasyqy (829)
10.Shahabuddin Ahmad bin Hajar ‘Asqalany (852)
11.Jamaluddin Yusuf bin Taqari Ataabaqi (812-874)
12.Shahabuddin bin Hajar Ha’itami (973)
13.Mulla Ali Qari Hanafi (1016)
14.Abul Ais Ahmad bin Muhammad Maknasi terkenal dengan Abul Qadhi’ (960-1025)
15.Yusuf bin Ismail bin Yusuf Nabhani(1265-1350)
16.Syeikh Muhammad Kausari Misry (1371)
17.Syeikh Salamah Qadha’i Azami (1379)
18.Syeikh Muhammad Abu Zahrah (1316-1396)[3]
Sebagian dari mereka menulis buku khusus untuk mengkritik pemikiran Ibn Taimiyah. Seperti Taqiyuddin Subki dalam kritiknya terhadap Ibn Taimiyah menulis dua buah kamib yang berjudul Syifau al siqomi fi ziarati khoirul anami dan Ad-Durrot al madiati fii radi ala Ibni taimiyah).
Kritikan yang terus menerus yang dilakukan oleh para cendekiawan muslim sunni terhadap Ibn Taimiyah menyebabkan doktrin-doktrin pemikirannya terkubur, dan dengan berlalunya zaman ajarannya perlahan-lahan terlupakan, aliran pemikiran ibn taimiyyah tidak ada yang tersisa kecuali dalam buku-buku yang ditulis oleh muridnya yang bernama Ibn Qayyum Jauzi (691-751), bahkan ibn Qayyum dalam kitab (Ar-Ruuh) menentang pandangan gurunya sendiri.

Muhammad bin Abdul Wahab Pelanjut Pemikiran Ibn Taimiyah di Abad 12

Muhammad bin Abdul Wahab dilahirkan pada tahun 1115 di kota Uyinah bagian dari kota Najad. Semasa belajar di Madinah para gurunya merasa khawatir akan masa depan muridnya itu, karena terkadang pernyataan-pernyataan ekstrim dan keliru terucap dari lisannya, sampai-sampai mereka berkata, :“ jika Muhammad bin Abdul Wahab pergi bertabliqh, pasti ia akan menyesatkan sebagian masyarakat.”[4]
Selagi ayahnya masih hidup, Muhammad bin abdul Wahab adalah tipe seorang yang pendiam, tetapi setelah wafat ayahnya pada tahun 1153, tirai yang menghalangi keyakinannya terkuak.[5]
Dua aspek yang membantu penyebaran dakwah Muhammad bin Abdul Wahab ditengah-tengah masyarakat arab Baduy Najad yaitu:
1.Mendukung sistem politik keluarga Su’ud
2.Menjauhkan masyarakat Najad dari peradaban, ilmu pengetahuan dan keotentikan ajaran Islam.
Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab dengan slogannya pemurnian tauhid dan perlawanan kepada syirik secara pelan-pelan mengalami perkembangan bahkan berhasil menarik perhatian orang yang jauh dari najad seperti Amir Muhammad bin Ismail San’ani (1099-1186) penulis buku “Subulussalam” dalam syarahnya (Bulughul Marom) yang menerima dan mengikuti ajarannya, dan dalam sebuah qasidahnya berbunyi sebagai berikut:
Salam alaa najadi wa man halli fii najdi
Wa in kaana taslimi alal abdi laa yuzdii
(Salam bagi Najad dan siapa saja yang ada disana yang memiliki tempat,
Walau tak seberapa salam saya dari jarak jauh memberi kebaikan)
Akan tetapi ketika dia menyadari pembunuhan, perbuatan keji dan penyerangan terhadap kaum muslimin dilakukan oleh para pengikut Abdul Wahab yang diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahab sendiri. Penyesalan itu dia lontarkan kembali dalam alunan qasidahnya, berikut bunyinya:
Raja’tu anil qauli allazi qultu fi najdi
Wa qod shahha anhu. Khulafulladzi indi
Dalam perkataan lalu tentang lelaki itu (Muhammad Ibn Abdul Wahhab) saya tarik kembali, karena kesalahan sesuatu yang berkenaan dengan Ia telah diketahui dan sudah jelas bagi saya.
Setelah berkembangnya pemikiran Wahabi, orang pertama yang menolak terhadap paham wahabisme itu adalah saudaranya sendiri, yakni Sulaiman bin Abdul Wahab dalam buku (As-Sowaa’iqul illahiyyah). Setelah beliau, banyak para ulama dan tokoh-tokoh pemuka Ahlusunnahlainnya melontarkan kritikan terhadap pahamnya itu. Barangkali lebih dari 100 judul buku yang telah ditulis untuk menentang pemikiran abdul wahab tersebut, di antaranya:
1.      Abdullah bin Lathif Sya’fii penulis (Tajrid Syaiful al-jihad lil Mudda’i al–Ijtihad)
2.      Afifuddin Abdullah bin Dawud Hanbali penulis (As-sawa’iq wa al-Ruduud)
3.      Muhammad bin Abdurrahman bin Afalik Hanbali penulis (Tahkamu al-Muqalladin biman ad’i Tajdidi ad-Diin)
4.      Ahmad bin Ali bin Luqbaani Basri penulis risalah kritik atas keyakinan anaknya Abdul wahab.
5.      Syeikh Atho’ Allah Makki, penulis (Al-Aarimul al-Hindi fi Unuqil Najdi)
Para cendikiawan Ahlusunnah inilah yang telah menuliskan buku-buku dalam mengkritik dan menolak pemikiran Abdul wahab, dan dan selain mereka masih banyak yang menulis buku dann untuk selengkapnya silahkan anda merujuk buku Buhusul fi Milal wa Nihal ( juz 4, halaman 355-359).
Di kalangan syiah, yang pertama kali yang mengkritik pemikiran wahabi adalah faqih dan marja masyhur di dunia syiah; Almarhum ayyatulah Syeikh Ja’far Kasyif al-Qittho (1226), yang berjudul Minhajjul Rissyadi liman araadas-Sadad, beliau dengan bukunya tersebut telah menyingkap hakikat kebenaran, dan beliau mengirim buku tersebut ke Amir Sa’ud bin Abdul Aziz (pemimpin ta’ashub wahabi).
Cucu beliau, Almarhum Ayatullah Syeikh Muhammad Husein Ali Khasyif al Qitto, juga menulis sebuah buku yang berjudul ‘’Al-Aayat al-Bayyinat fi Qam’il Bidai wa Dzolalat) dengan pendekatan logika (akal) dan naql (wahyu), sebagai upaya kritikan dan perlawanan atas paham wahabi yang telah merusak dan menghancurkan makam suci para imam Ahlubait as di Madinah pada tahun 1344 HQ.
Sebuah buku yang paling masyhur dari ulama Syiah dalam mengkritik wahabi dengan pendekatan yang logis, buku berjudul ‘’Kasyful irtiyob an itba’ Muhammad bin Abdul Wahab), yang ditulis oleh Allamah Ayyatullah Sayyid Muhsin Amuli, buku ini, sangat bagus ditelaah dan akan membuka wacana pemikiran terutama bagi para peneliti.[6]

Pembaharuan Pemikiran dalam Aliran Wahabi


Paham wahabi dengan pondsai pemikiran Salafi menentang seluruh bentuk perubahan dalam kehidupan umat manusia. Ketika Abdul Aziz bin Abdurrahman pada tahun 1344 Q menjadi penguasa dua haram yang suci (mekkah al mukarramah dan madinah al munawwarah), terpaksa harus membangung dan mengatur system pemerintahannya sesuai dengan model pemerintahan pada umumnya ketika itu dan merubah pola kehidupan wahabi yang sesuai dengan kebiasaan arab Baduy-Najad. Dan ia menyetujui mengimpor produk teknologi modern ketika itu seperti telegraf, telephon, sepeda, mobil dan lain-lain. Dan sikapnya ini membakar api kemarahan para pengikutnya yang muta’shib, menyebabkan terjadinya kejadian tragedi berdarah yang terkenal dalam sejarah sebagai peristiwa “berdarah Akhwan”.
Ahmad Amin, penulis asal Mesir, ketika membahas tentang kelompok Wahabi, mengatakan bahwa pemikiran wahabi sekarang yang berkembang ini pada hakikatnya 100 persen bertolak belakang dengan pemikiran wahabi di masa lalu. Ahmad Amin menulis: “Wahabi menolak peradaban baru dan tuntutan peradaban baru dan modern, mayoritas di antara mereka meyakini bahwa hanya Negaranyalah sebagai negara islam sementara Negara-negara lain bukan Negara islam karena negara-negara tersebut telah menciptakan bid’ah bahkan menyebarluaskannya dan wajib bagi mereka memerangi Negara tersebut.
Semasa Ibn Sa’ud berkuasa, ia menghadapi dua kekuatan besar dan tidak jalan lain kecuali harus memilih salah satunya yaitu pertama, pemuka-pemuka agama yang tinggal di Najad memiliki akar pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab yang menolak dengan keras segala bentuk perubahan dan peradaban baru. Kedua; arus peradaban baru yang dalam system pemerintahn sangat membutuhakn alat tekhnoligi modern tersebut.
Pemerintahan, mengambil jalan tengah dari kedua kekuatan tersebut dengan cara mengakui Negara-negara islam yang lain sebagai negar Islam dan juga di samping menggiatkan pengajaran agama mereka juga memberikan pengajaran peradaban modern dan mengatur sistem pemerintahannya berdasarkan sistem pemerintahan modern. Untungnya para pemimpin Negara Saudi telah lelah melayani cara berpikir dan aturan-aturan kering dan kaku pemikiran wahabi yang menjauhkan kaum muslimin dari sunnah dan warisan sejarah yang diyakini seluruh kaum muslimin dan menghancurkan tampat-tempat suci mereka juga menafikan seluruh bentuk penemuan baru dan menganggapnya sebagai bidah. Dan dengan memperhatikan serangkaian peristiwa yang tidak dapat ditutup-tutupi lagi (seperti bertambahnya tekanan dan ancaman Amerika dan Israel terhadap Negara-negara Islam dan Negara-negara Arab setiap hari dan kehadiran dan peran aktif pemerintahan Republik Islam Iran dalam hidup berdampingan dan damai dengan Negara-negara tetangganya serta memimpin perlawanan terhadap hegemoni yahudi). Hal tersebut di atas menyebabkan secara perlahan-lahan pandangan negara Arab Saudi menjadi netral dan stabil terhadap negara Republik Islam Iran bahkan lebih dari itu mereka meninjau kembali ajaran-ajaran kering Wahabi serta pengkafiran kaum muslimin. tidak ada yang lebih indah yang dilakukan oleh Negara yang menjadi tuan rumah umat islam pada perhelatan akbar ibadah haji setiap tahun, kecuali menjadi negara netral dan meninjau kembali pandangan mereka selama ini.

Sejak aliran Wahabi yang fanatik muncul di Arab Saudi, dunia Islam menyaksikan berbagai peristiwa yang sangat pahit. Aliran menyimpang tersebut berkembang karena didanai oleh uang hasil penjualan minyak Arab Saudi dan dukungan dari para arogan Barat, di mana media-media Barat berupaya mengenalkan aliran Wahabi sebagai aliran yang mewakili dunia Islam.

Para pengikut aliran menyimpang ini juga menyandarkan semua perbuatan anti-kemanusiaan seperti aksi teror, pembunuhan dan perampasan kepada agama Islam. Padahal aksi-aksi itu dengan sendirinya telah mencoreng agama Islam. Hal baru dari kebusukan dan tidak mencerminkan ajaran Islam dari perilaku para pengikut Wahabi adalah fatwa Mufti Agung Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdullah al-Syeikh terkait minoritas Kristen, di mana fatwa tersebut menimbulkan berbagai masalah dan kecaman. Mufti ini tanpa melihat logika agama dan kemanusiaan mengeluarkan fatwa bahwa semua gereja di negara-negara Islam sekitar Teluk Persia harus dihancurkan. Statemen itu menimbulkan kemarahan dan kecaman dari para pendeta dan ulama Islam.

Hakikat Islam tidak lain adalah kecintaan dan saling mengasihi di antara manusia. Agama samawi ini adalah agama perdamaian dan persatuan, di mana salah satu ciri khusus Nabi Muhammad Saw dapat dilihat dari akhlak mulianya. Rasulullah Saw pembawa pesan rahmat dan melarang semua orang dari perbuatan keji dan pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa serta sikap-sikap yang tidak baik. Beliau mengajak manusia untuk saling mengasihi dan berbuat baik antara satu dan lainnya.

Biografi Nabi Muhammad Saw adalah penjelas dari perilaku-perilaku beliau, terutama sikapnya kepada para pengikut agama lain, bahkan karena kemulian akhlak Nabi Muhammad Saw sebagian orang Kristen dan Yahudi memeluk Islam. Rasulullah Saw sangat memperhatikan hak-hak para pengikut agama samawi lain, seperti Kristen dan Yahudi. Beliau berpesan kepada umat agama-agama samawi untuk hidup bersama dan saling berinteraksi dengan kedamaian dan penuh kerukunan.

Islam adalah agama yang mengajarkan hidup berdampingan dengan damai, saling mengasihi, dan memberikan kebebasan terhadap keyakinan serta mengajarkan keadilan. Allah Swt dalam surat Ali-Imran ayat 64 berfirman, "Katakan, wahai Nabi, "Hai Ahl al-Kitab, mari kita berpegang kepada kalimah sawa' (titik temu) yang selalu kita ingat bersama-sama. Yaitu, bahwa masing-masing kita hanya menyembah kepada Allah, tidak mengakui adanya sekutu bagi-Nya, dan tidak tunduk dan taat kepada pihak lain demi menghalalkan atau mengharamkan sesuatu dengan meninggalkan hukum Allah yang telah ditetapkan....."

Ayat tersebut kepada semua yang bertauhid dari para ahli kitab mengatakan bahwa kalian semua memiliki kesamaan (titik temu) yaitu mengesakan Tuhan, oleh karena itu gandengkanlah tangan kalian dan hidupkanlah persamaan tersebut. sebenarnya, Islam tidak memaksa para pengikut agama samawi lain untuk memeluk Islam, namun menyebutkan bahwa tauhid sebagai titik temu yang penting di dalam agama-agama samawi. Islam tidak menilai menerima suatu agama harus dengan cara paksaan. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 256, "Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk suatu agama…". Tidak adanya paksaan dalam agama karena agama berakar dari satu mata rantai keyakinan hati yang tidak dapat dipaksakan. Paksaan hanya dapat berdampak pada fisik dan luarnya saja, namun tidak berdampak pada pemikiran dan keyakinan.

Wahabi tanpa memperhatikan ajaran-ajaran Islam yang benar berupaya merusak gereja dan melarang umat Kristen beribadah serta memaksa mereka menerima Islam. Langkah-langkah para pengikut Wahabi tersebut telah menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya.

Akibat fatwa-fatwa menyesatkan dan anti-kemanusiaan para ulama Wahabi, hingga kini telah menyebabkan pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa dan menimbulkan ketidakamanan di berbagai kawasan dunia. Di Arab Saudi yang merupakan pusat lahir dan berkembangnya aliran sesat ini, tidak diizinkan membangun tempat ibadah kecuali masjid. Bahkan umat Kristen tidak diperbolehkan mengadakan acara ritual umum di rumah-rumah mereka. Namun di negara-negara lain seperti Iran, Mesir, Suriah, Turki, Kuwait, Pakistan, Oman dan negara-negara lainnya terdapat gereja dan umat Kristen bebas melakukan ritual ibadah mereka.

Rezim Wahabi, Al Saud, sepanjang sejarah tanpa belas kasihan telah menumpahkan darah umat Islam. Oleh karena itu, sangat wajar jika rezim Al Saud bersikap keras memusuhi agama-agama samawi lain. Sejak awal munculnya aliran Wahabi, telah banyak masjid, tempat-tampat suci, bahkan pemakaman umat Islam telah dihancurkan mereka. Pemikiran kaku (jumud), fanatik dan ekstrim telah membentuk karakter aliran Wahabi sehingga memunculkan berbagai perilaku yang tidak rasional.

Umat Islam dengan mengikuti petunjuk al-Quran dan menapak jejak dari perilaku Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya selalu bersikap baik terhadap para pengikut agama samawi lain. Ulama dunia Islam sejak lebih dari 1400 tahun lalu tidak pernah membatasi para pengikut agama lain dalam menjalankan aktivitas keagamaannya. Mereka selalu berdialog dan bertukar pendapat dengan para pengikut agama lain, bahkan dengan argumentasi dan logika yang benar menunjukkan keyakinan mereka yang telah menyimpang. Namun sayangnya, para mufti Wahabi justru membatasi para pengukut agama lain untuk menjalankan aktivitas keagamaannya.

Fatwa baru Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah al-Syeikh terkait penghancuran gereja di semua negara semenanjung Arab telah menyulut protes umat Kristen dan ulama Islam. Hingga kini, para pendeta dari berbagai penjuru dunia dan ulama Islam khususnya di Iran telah mereaksi keras fatwa ekstrim tersebut.

Fatwa terbaru Mufti Agung Sheikh Abdulaziz bin Abdullah dikeluarkan sebagai respon terhadap keputusan parlemen Kuwait beberapa waktu lalu, yang melarang pembangunan gereja-gereja baru di negara itu. "Mengingat negara Teluk Persia kecil dan merupakan bagian dari Semenanjung Arab, maka perlu untuk menghancurkan semua gereja-gereja di wilayah itu," kata Sheikh Abdulaziz seperti dilaporkan media Arab.

Dewan Ahlul Bait Sedunia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/3) mengatakan, "Pertama-tama, Mufti Wahabi tidak mewakili Islam. Dunia harus tahu bahwa agama yang sekarang sedang dipublikasikan di Arab Saudi, bukan Islam yang sesungguhnya." Pernyataan itu menambahkan bahwa isi fatwa baru tersebut bertentangan dengan perintah Allah Swt serta sunnah Nabi Muhammad Saw dan keturunannya. Oleh karena itu, ditolak tidak hanya oleh komunitas Syiah, tetapi juga oleh Muslim Sunni.

Dewan itu mencatat bahwa sepanjang sejarahnya, Islam telah hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi dan fatwa seperti itu tidak pernah dikeluarkan oleh Rasul Saw, keturunannya, dan khalifah Islam selanjutnya. Dewan Ahlul Bait Sedunia menyatakan, "Selain Rasul Saw, keturunannya, dan para sahabat, juga tidak ada ulama yang pernah mengeluarkan fatwa seperti itu selama 1.400 tahun terakhir, karena itu, Mufti Agung Wahabi telah mengeluarkan fatwa di luar kerangka yurisprudensi Islam dan belum pernah dikeluarkan oleh pusat-pusat ilmiah besar umat Islam,"

Menurut Dewan Ahlul Bait Sedunia, fatwa tersebut juga merupakan intervensi terang-terangan dalam urusan internal negara-negara Muslim lainnya, karena Mufti Saudi mengeluarkan fatwa tidak hanya terbatas untuk wilayah Saudi, tetapi sudah termasuk Semenanjung Arab secara keseluruhan. Dewan Ahlul Bait Sedunia juga mengecam sikap bungkam para cendekiawan Muslim dalam menanggapi fatwa yang merusak citra Islam itu. Di akhir pernyataannya, Dewan Ahlul Bait Sedunia mengkritik organisasi internasional hak asasi manusia serta pemerintah Barat dan Kristen atas dukungan mereka terhadap radikalisme kelompok Wahabi.

Sementara itu, pendeta-pendeta Katolik di Jerman dan Austria telah mengeluarkan statemen terpisah mengecam fatwa Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah dan menilainya sebagai pengingkaran terhadap hak-hak jutaan orang dari para pegawai asing Kristen di semenanjung Arab.

Pendeta Robert Zollitsch, Direktur Kongres Pendeta Jerman mengatakan, Mufti Saudi tidak menghormati kebebasan agama dan hidup berdampingan dengan pengikut agama lain. Dia menilai bahwa penghancuran gereja adalah pukulan terhadap para pegawai asing yang berada di negara-negara Arab. Sebab, sekitar 3,5 juta umat Kristen berada di negara-negara Arab sekitar Teluk Persia, di mana mayoritas mereka berasal dari India dan Filipina. Jumlah yang banyak juga berasal dari negara-negara Eropa dan Amerika. Di Moskow, pendeta Mark kepada kantor berita Interfax mengatakan, diharapkan negara-negara tetangga Arab Saudi tidak menanggapi fatwa tersebut.

Sementara itu, fatwa mufti Wahabi Saudi juga mendapat kecaman dari berbagai pihak di Mesir. Doktor Ahmad Karimah, dosen Syariah Islam di Universitas al-Azhar, Mesir menolak fatwa mufti Saudi dengan menyinggung Surat al-Hajj ayat 40 yang berbunyi, ".....Seandainya Allah tidak memberikan kepada kebenaran pembela-pembela yang akan selalu mempertahankan dan melindunginya dari kesewenang-wenangan orang-orang zalim, niscaya kebatilan akan menyebar dan tiran- tiran akan semakin leluasa dalam kesemena-menaan mereka. Dan jika keadaannya terus begitu, para tiran itu akan berhasil membungkam suara kebenaran, merusak gereja, biara, sinagog dan masjid yang merupakan tempat-tempat yang banyak dipakai untuk menyebut nama Allah....." Dengan mengutip penggalan ayat tersebut, dia menilai penghancuran gereja bertentangan dengan Islam.

Guru besar al-Azhar itu mengatakan, sebagian penduduk negara-negara Arab beragama Kristen, bagaimana mungkin mereka tidak diizinkan memiliki tempat ibadah. Dia menandaskan, lebih baik mufti Saudi mengeluarkan fatwa diharamkannya agresi Amerika Serikat di tanah-tanah umat Islam daripada mengeluarkan fatwa penghancuran gereja.

(kompilasi dari berbagai sumber)

Wednesday, February 29, 2012

Beberapa Analisis Sederhana tentang Tuduhan Web ADM

1. Siapakah Asosiasi Dunia Maya Cabang Malang? Dimana lokasi sekretariatnya? Siapa Adminnya?
Bagi orang awam mudah mengasosiasikan bahwa web ADM ini merupakan pihak-pihak yang dengan tidak gentleman membela kasus yang menimpa Asbirin Maulana owner Al Yaklu Malang.
Tidak ada dalam daftar organisasi massa di Kejaksaan Agung maupun kejaksaan Tinggi dan Negeri pihak yang mengaku atau mengatasnamakan Asosiasi Dunia Maya.
Dengan tidak mencantumkan alamat yang jelas, mudah ditebak bahwa ADM adalah organisasi tanpa bentuk (OTB). Megenai keberadaan admin, dapat dilacak dengan mudah oleh Pihak POLDA Jatim.
Saran kepada Pihak POLDA agar melacak admin dan lokasi ADM ini, sehingga dapat dibuktikan apakah isi tuduhan terhadap pihak lawan memang demikian atau hanya pemutar balikan fakta.

2. Mengapa isi/ content web ADM justru memutarbalikkan fakta empiris sebenarnya?
Isi web ADM merupakan counter terhadap kasus yang menimpa Asbirin Maulana sebagaimana yang diekspos dalam beberapa webblog laporan mantan anggotanya yang mengetahui kejahatan kriminal yang dibungkus kedok agama. Dengan mencoba menuliskan pemutar balikan fakta di web ADM, pihak asbirin maulana berusaha mengaburkan permasalahan yang sebenarnya. Melihat isinya dapat dianalisis bahwa terjadi kerusakan argumen si pembuat, ketidakmampuan pihak ADM (minimal dengan bahasa yang santun, terstruktur dan logis analitis) untuk mengcounter web lawan.


3. Dalam blog mantan anggota jamaah-nya Al Yaklu, TIDAK PERNAH MENUDUH bahwa drs. LANGGENG, drs. SUKIRMAN Pendek, WIYANTO, ENDANG SUPADMININGSIH dan guru-guru Al Yaklu sebagai penjahat atau perampok.Mereka ini pengurus, admin, guru-guru atau karyawan yang telah dibodohi dan dalam kungkungan Asbirin Maulana selaku perintis NII-PISWA. Langgeng, Wiyanto, Endang, Isnada WT, TIDAK TAHU MENAHU terhadap Kejahatan perampokan itu. Yang mengetahui (sekaligus pelaku) aksi kejahatan tersebut adalah Antok (Agus Supriyanto, Sarjana Perikanan alumni UNIBRAW), Aris Hidayat Hadi, SE, mantan pegawai Bank Duta Surabaya Pemuda dan Agus Ireng (almarhum Drs. Agus Setiantoro suami Bidan Sri Winarsih, Bidan Cece).
Blog lawan hanya menyebutkan bahwa PENJAHAT SEBENARNYA atau OTAK PERAMPOKAN adalah ASBIRIN MAULANA alias ALGAR KD alias AHMAD HASTA FARIZA alias ABU alias ABI alias Pakde. yang kemudian mendirikan Yayasan Fikrun Nisaa' (diartikan "Utek Wedokan")  dan Perkumpulan Manunggal Bangsa (MABA) yang kemudian ditindaklanjuti mendirikan Sekolah Unggulan TK SD Unggulan AL Yaklu International Outlook School Malang untuk menutupi Kejahatan Kriminal atas nama agama Islam dalam hal ini memakai NII-PISWA.


4. Melihat pola content web ADM, menunjukkan pola pikir PORNOGRAPHY oriented pembuatnya. Isinya tidak pantas untuk dijadikan argumen bila ADM ingin memperbaiki citra Asbirin Maulana apabila ia memang sebagai pribadi yang saleh, baik, jujur dan terbuka serta tidak berdosa sebagaimana tuduhan webblog mantan anggotanya dan pihak lawannya. Justru Web ADM semakin kentara dalam membuat pengaburancore problem yang sesungguhnya, membuat kebohongan publik dengan memutar balikkan fakta dan paling jelas tidak teruji validitasnya. Jika pihak bambang triono selaku pihak yang dituduh MEMBUAT LANGKAH-LANGKAH TAKTIS bekerjasama dengan INTEL POLRI atau POLDA JATIM, SULSEL dan BIN terkait masalah ini (dengan menelusuri admin Web ADM) maka dengan mudah meruntuhkan argumen jalanan Asbirin Maulana. lebih jauh mudah untuk membubarkan Al Yaklu sebagai kedok kejahatan kriminal atas nama agama.


5. Bahasa web ADM bukan menunjukkan bahasa seorang SARJANA atau GURU PENDIDIK.  (Bandingkan dengan webblog lawan-lawannya). Seorang bu Endang Supadminingsih yang KEPALA SEKOLAH TELADAN NASIONAL tidak mungkin menulis dengan bahasa sekasar dan sevulgar seperti itu. istri Asbirin maulana, bu Isnada Waris Tasrim, MPd, yang Master Bahasa Inggris IKIP Malang juga tidak mungkin mengekspos gambar manipulasi yang menyodorkan organ tubuh wanita ke publik. Namun akan lebih pas jika tulisan ini dialamatkan pada pebisnis nomor wahid owner Al yaklu dengan latara belakang persis sama dengan penuturan mantan anak buahnya, bahwa ia adalah mantan preman yang sehari-hari bergaul dengan orang-orang terminal di Jakarta sana. bahasa yang tidak akademisi, vulgar dan jorok adalah ciri bahasa kaum terminal.
Justru nuansa dan aroma ALIBI kejahatan Asbirin Maulana dalam web ADM sangat nampak dengan cara memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. Sedangkan web pihak lawan dengan tenang masuk menyerang alam pikiran pembaca dengan pemikiran yang logis, runtut dan mengajak pembaca merdeka berfikir. Kemudian pembaca akan mudah menyimpulkan dan memilah mana fakta dan mana fitnah. Pembaca akan tertarik untuk mengetahui lebih detail SIAPA ASBIRIN MAULANA yang pemilik / owner Al Yaklu, bagaimana pemikirannya atau tulisannya jika dia seorang yang hebat dan bukan penjahat, atau bagaimana track recordnya mulai dari nol tahun kelahirannya sampai sukses membawa al yaklu Malang.


6. Pihak ADM adalah pihak di luar dari PPPPTK/VEDC Malang. Pihak luar mustahil mengetahui urusan internal PPPPTK/VEDC Malang, sehingga isi yang disajikan web ADM adalah fitnah murahan dari mereka yang meradang dan sakit hati atas kesuksesan karir seseorang. Penuh dengan pemutarbalikan fakta. Hidup ini BEBAS MEMILIH dan BUKAN ASBIRIN MAULANA YANG MENENTUKAN. Mereka mantan anggotanya TIDAK SUDI MENJADI BUDAK dan ALAT ambisi pribadi Asbirin Maulana. Jika hati seseorang TIDAK BERSIH maka pikiran dan tindakannya adalah kekotoran semata, termasuk pornografi, memfitnah dan memutarbalikkan fakta yang ada.  Pihak-pihak yang dituduh dapat menyusun tuntutan hukum atas web ADM notabene web Pihak Asbirin Maulana atau Al Yaklu Malang cs.


7. Penulis Web ADM adalah Asbirin Maulana, pelaku utama perampokan dan orang sesungguhnya yang sedang membela diri. Substansi kalimat dalam web ADM adalah murni pikiran Asbirin Maulana. Admin hanya berperan sebagai entri data. admin tidak bertanggung jawab atas isi dan tidak mencerminkan kehendak pribadi admin. Kalimat dan pemikiran Asbirin Maulana seperti ini identik dengan karakter  indoktrinasi NII-PISWA yaitu ancaman, fitnahan dan intimidasi. konsep ini mereka halalkan karena inti doktrinnya adalah semua pihak di luar lingkungan mereka adalah kafir, jahil dan rendah. Dan merekalah yang islami, berpengetahuan dan unggul. Jadi mereka ini berbuat apa saja halal dan sah-sah. Demikian pemikiran mereka seperti kacamata kuda. Tidak bisa melihat warna warni keyakinan dan agama orang lain.
Dengan nada kalimat mengancam balik membeberkan kasus pihak lawan (yang merupakan pemutarbalikan fakta sesungguhnya), dan menyebut ada korupsi di lembaga lain maka nampak pelaku utama lah yang sesungguhnya sedang menderita tekanan yang sangat hebat akibat kejahatannya sendiri. Sedangkan pihak lawan tidak tertekan, malah tenang karena merasa TIDAK PUNYA DOSA seperti apa yang dituduhkan web ADM.


8. Jika web ADM terbuka tentunya sanggup menghadirkan ASBIRIN MAULANA untuk mengklarifikasi bahwa dirinya tidak terlibat atas kejahatan itu. Namun dengan membuat web tandingan dan tidak mau menampakkan diri di depan publik maka justru membuat orang bertanya-tanya. Membiarkan masyarakat bertanya-tanya dalam jangka panjang sangat tidak menguntungkan dan akan memicu spekulasi tentang kebenaran laporan mantan anggotanya dan membangun prasangka buruk masyarakat dan aparat terhadap lembaga yang dibela mati-matian itu.

Wednesday, February 1, 2012

Mudahnya Al Yaklu Malang Mengkafirkan Sesama Muslim !


Kata kunci:
cerita dewasa xxx, cerita hot xxx malang, penguatan penetrasi, merangsang agar istri kuat dan tabah menghadapi suami poligami, gejolak sex asbirin maulana, indoktrinasi ala NII PISWA, rahasia bugar asbirin maulana, rahasia kuat melayani 7-8 istri, kuat sex 3 kali sehari, kepuasan batin dalam urusan ranjang, ranjang diurus dalam koridor kedok agama, sex tahan lama, lama nahan sex, manajemen qolbu (atur nafas dikejar-kejar dosa), manajemen menggilir istri, manajemen waktu, Al Yaklu Sekolah Unggul, rahasia sekolah unggul, keunggulan mendoktrin siswa sekolah rahasia, rahasia sperma unggul, the most superior sperma unggulan asbirin maulana, rahasia tahan lama, lama tahan rahasia, asbirin maulana tetap hot di usia tua, asbirin maulana tahan lama, tahan yang lama asbirin maulana, korupsi uang jamaah (FAI), perselingkuhan antara pemilik modal (asbirin maulana) dan ulama durjana (langgeng dan sukirman), RM Ulu Juku Racing Center Makasar, Depot Darisa (Darul Islam(Palu), Percetakan Tinta Kaili Palu, Panti Asuhan Nurul Islam (NII) Toli-toli Sulteng




"Ketahuilah wahai saudaraku bahwa menjatuhkan vonis KAFIR atas kaum Mukminin adalah hal berat sekali. Dan setiap orang yang dalam hatinya KEIMANAN akan menganggap besar resiko PENGKAFIRAN tsb, sementara mereka masih mengucapkan LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH. Karena sesungguhnya PENGKAFIRAN itu perkara yang serius dan berbahaya." (Al-Yawaqit wa al-Jawahir: Imam asy-Sya'rani: 58)

Salah satu peringatan para ulama seperti dari salah satu kitab di atas dan fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia maupun dunia kini dimana banyak fihak telah menjadi agen pemecah belah ummat Islam. Termasuk salah satunya NII PISWA yang dianut Perkumpulan Manunggal Bangsa Malang c.q. Yayasan Fikrun Nisaa' Malang alias sekte PISWA Al Yaklu Arjosari Malang. Pengkafiran dan penyebaran pemikiran-pemikiran ekstrim akan berdampak sangat berbahaya bagi umat Islam Indonesia, khususnya masyarakat Malang, Makasar, Palu, Jember dan sebagainya.
 
Pemimpin negara-negara Islam, para cendekiawan Muslim dan juga mayoritas pengikut Ahlu Sunnah merasa terhina dengan tindakan-tindakan kelompok Salafi, Takfiriyah, dan Wahabi. (Di Indonesia menjelma dalam kelompok Jaringan DI TII / NII). Kini mereka berusaha membatasi penyebaran faham itu dan secara resmi menyatakan kebencian dan ketidaksenangannya atas ulah kelompok-kelompok tersebut. Faktanya mereka menganggap faham Wahabi dan Takfiriyah sebagai musibah bagi umat Islam dan hal yang telah mencoreng citra Islam di mata dunia.
Kami menganggap doktrin, pola pikir, dan penggolongan terhadap para pengikut Ahlu Sunnah -yang mayoritas dianut ummat Islam Indonesia- ke dalam masyarakat jahiliyah / golongan sesat -sebagaimana yang pernah saya alami selama sekian belas tahun hidup dalam komunitas Al Yaklu Arjosari Malang tersebut- sebagai langkah yang tidak kompeten dan keliru. inilah pemikiran salafi dan wahabi NII PISWA yang dianut pimpinannya bernama Asbirin Maulana alias Algar alias Abang alias Pakde alias Abi. Apalagi kelompok kriminal ini menggunakan kedok lembaga pendidikan islam dan merasa aman dengan riwayat perampokan toko emas Ponorogo tahun 1995. 
Lebih dari 3.000 situs dan weblog milik kelompok Wahabi dan Salafi melakukan serangan siang-malam terhadap ummat Islam dengan menyebarkan keraguan, penyesatan dan pengkafiran masyarakat Islam. Kini lebih dari 5.000 sekte di dunia melakukan aktivitasnya terhadap faham Monoteisme dan Tauhid khususnya Islam. Beberapa dari mereka juga menyampaikan pesan-pesannya lewat situs dan weblog berkedok pendidikan dan pencerahan pemikiran.
Sekarang opini publik sudah lelah dengan pola-pola komunitas/ kelompok yang menginginkan tegaknya daulah islamiyah (DI) atau khilafah. Ummat ingin mencari kedamaian dan kehidupan yang dibarengi dengan kebahagiaan dan perdamaian. Karena itu kita berkewajiban menghadiahkan keceriaan dan persahabatan kepada masyarakat -apapun mazhab paham maupun agamanya- berdasarkan ajaran-ajaran cinta kasih Rasulullah Saw